Lucy Sukses Merintis Bisnis Operator Hotel.

Pengalaman selama belasan tahun bekerja di hotel menjadi bekal bagi Lucy
Evelyn merintis usaha jasa operator hotel. Kini, bendera usahanya, Maven
Hotels & Resort mulai populer di kalangan pengusaha hotel tanah air.
Sebagai salah satu pelopor operator hotel nasional, ia sukses menggarap
beberapa segmen, mulai hotel kelas menengah hingga bawah.

Perempuan kelahiran Magelang 39 tahun silam ini, terinspirasi mendirikan
usaha operator hotel, lantaran melihat peluang yang besar. Apalagi,
pengelola hotel di Indonesia masih didominasi perusahaan asing, seperti
Aston. "Saya berpikir, kenapa kita tidak mencoba untuk membuat jasa
operator hotel yang 100% nasional. Dari kita untuk kita," tutur lulusan
Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini.

Maka, berbekal pengalaman dan jaringan bisnis selama bekerja di hotel milik
orang, Lucy pun merintis usaha operator hotel di Jakarta pada 2005. Hotel
pertama yang dikelolanya milik seorang pengusaha lokal, yang berlokasi di
Jakarta. Sebagai operator, ia bertugas merancang konsep hotel, lokasi,
serta mengelola operasional harian.

Seiring dengan waktu, jumlah hotel lokal yang dikelola Lucy terus
bertambah. Hingga kemudian, pada 2009, ia mampu mendirikan hotel milik
sendiri. "Sekarang, ada 12 hotel yang kami kelola. Tiga di antaranya milik
sendiri," ungkapnya.

Selain di Jakarta dan Manado, kini Maven Hotel & Resort sudah merambah
hingga wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Hotel-hotel tersebut terdiri
dari level bintang dua dan bintang tiga.

Kesuksesan Lucy dirintis dari bawah. Ia bercerita, setelah lulus dari
kuliah, pertama kali, ia bekerja sebagai resepsionis di sebuah hotel di
Jakarta. Beberapa hotel ternama pernah menjadi tempatnya bekerja. Sebut
saja, Ritz Carlton Jakarta, Shangri-La Jakarta, Hotel Aryaduta dan Hotel
Sheraton. Dari situlah, ia mengambil banyak pelajaran. "Waktu jadi
resepsionis, saya pernah dilempar pakai buku saat ada tamu yang komplain,"
kenangnya.

Pada setiap hotel, Lucy mempekerjakan sekitar 30 karyawan dengan sistem
kontrak. Menurutnya, karyawan hotel tidak boleh terlalu lama bekerja,
karena gampang bosan. "Kami berikan kesempatan kontrak setahun. Kalau
bagus, bisa dipindahkan ke hotel lain di bawah pengelolaan kami dengan
jabatan yang lebih bagus," ujarnya.

Demi menyiapkan tenaga yang handal, Lucy pun berencana mendirikan sekolah
perhotelan. Nantinya, lulusan sekolah tersebut akan disalurkan menjadi
karyawan di hotel yang berada di bawah naungan Maven. Ia bahkan merancang
program bea siswa bagi mereka yang tidak mampu. Ini merupakan salah satu
caranya berbagi kepada masyarakat.

Apalagi, ke depan, ia berambisi membawa Maven ke tingkat lebih tinggi. Tak
hanya mengelola hotel bintang dua dan tiga, tapi juga ekspansi menggarap
hotel bintang empat hingga bintang lima. "Saya sedang proses diskusi dengan
seorang owner yang ingin bangun 50 hotel dengan segmen yang bervariasi,"
bebernya.

Nah, soal tarif dan fee pengelolaan hotel, Lucy enggan merinci. Yang jelas,
dalam setahun, omzet usaha Maven Hotel berkisar Rp 10 miliar hingga Rp 15
miliar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.