Legenda Telaga Sarangan

Legenda Telaga Sarangan

Telaga Pasir atau lebih dikenal Telaga Sarangan merupakan salah satu objek
wisata air yang terkenal di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga ini
memiliki luas sekitar 30 hektar dengan kedalaman mencapai 30 meter. Menurut
cerita rakyat Indonesia setempat, mulanya telaga ini sebuah ladang milik
Kyai Pasir. Lalu, suatu peristiwa menyebabkan ladang ini menjadi telaga.
Peristiwa apakah itu?
***

Di kaki Gunung Lawu, Magetan, hiduplah sepasang suami istri bernama Kyai
Pasir dan Nyai Pasir. Mereka orang miskin yang kerjanya sehari-hari
menggarap ladang. Ya, itu sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehari-hari, walaupun pas-pasan.

Suatu hari, ketika menggarap ladang, mata Kyai Pasir menatap sebuah telur
besar yang teronggok di bawah pepohonan. Melihat hal tersebut, Kyai Pasir
mencoba menghampirinya.

"Telur apa ini ya?" gumam Kyai Pasir terheran-heran. Kyai Pasir
menjumputnya lalu mengamatinya dengan seksama.

"Apa mungkin ini telur ayam. Mana mungkin ayam berkeliaran di sekitar
sini?" Kyai Pasir bertanya-tanya. "Ah, bodo ah. Mau telur apa kek, yang
penting telur ini enak untuk dijadikan lauk untukku dan istriku."

Maka, Kyai Pasir segera pulang ke rumah untuk istirahat karena hari sudah
siang sekaligus memberikan telur yang didapatnya supaya dimasak oleh
istrinya.

"Bu, tolong masak telur ini," kata Kyai Pasir sesampainya di rumah.

"Telur apa ini, Pak? Besar sekali." tanyat Nyai Pasir.

"Sudahlah, Bu, tidak perlu kau pikirkan. Yang jelas itu telur bisa buat
makan kita siang ini. Lekaslah, perutku sudah keroncongan."

Nyai Pasir segera memasak telur tersebut. Setelah matang telur tersebut
dibagi dua sama rata-rata. Suami istri itu masing-masing mendapat
separuh-separuh. Usai istirahat dan makan siang, tubuh Kyai Pasir kembali
bertenaga. Ia pamit pada istrinya untuk bekerja.

Di tengah perjalanan, Kyai Pasir mengelus-elus perutnya. Tampaknya, ia
masih merasakan nikmatnya telur rebus tadi. Hanya saja, saat sampai di
ladang, tiba-tiba sekujur tubuh Kyai Pasir terasa sakit, panas, dan kaku.
Kyai Pasir bingung apa yang tengah terjadi pada dirinya. Matanya pun mulai
berkunang-kunang.

"Duh, kenapa tubuhku ini?" erang Kyai Pasir.

Saking sakitnya, Kyai Pasir rebah ke tanah dan berguling-guling ke sana ke
mari. Selang beberapa waktu berikutnya, dari tubuh Kyai Pasir mulai tumbuh
sisik, sementara mulutnya mulai maju. Kyai Pasir berubah menjadi ular naga.

Di waktu yang berbarengan, Nyai Pasir juga mengalami hal yang sama. Ia
mengeluhkan tubuhnya sakit. Maka, ia pergi ke ladang dan di saat itu ia
melihat seekor naga yang mengerikan. Tepat saat itu, Nyai Pasir juga
berubah menjadi ular naga. Ternyata telur yang mereka makan adalah telur
naga.

Kedua naga itu mengais-ngais tanah, sehingga tanah di sekitar berserakan
dan membentuk cekungan seperti habis digali. Lama-lama, cekungan tanah itu
makin luas dan dalam. Setelah itu, muncullah semburan air yang amat deras
sehingga cekungan itu dipenuhi air dan berubah menjadi telaga.

Masyarakat setempat menamakan telaga itu Telaga Pasir, yang mengambil nama
dari Kyai dan Nyai Pasir. Dan karena lokasinya berada di Kelurahan
Sarangan, telaga ini juga dikenal dengan Telaga Sarangan.

***

Begitulah legenda Telaga Pasir ini saya kisahkan kembali. Cerita rakyat
Indonesia ini masih digemari oleh masyarakat Jawa Timur, khususnya Magetan.
Pesan moral yang bisa dipetik dari kisah ini yaitu hendaklah kita
berhati-hati sebelum mengambil sesuatu yang belum jelas asal-usulnya supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Saat ini, Telaga Pasir atau Telaga Sarangan ini menjadi obyek wisata
andalan Kabupaten Magetan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.