Terkenal Sebagai Pemburu Tas Bermerk.

Sebagai personal shopper, nama Dini Indra sudah tak asing di kalangan
sosialita. Ia terkenal karena kepiawaiannya berburu tas bermerek hingga ke
luar negeri. Wanita yang pernah bekerja di Tokyo ini memang sudah sejak
lama gemar berburu produk fesyen. Karena hobi itu juga ia kini menjadi
personal shopper.

Cerita berawal sekitar tahun 2010 saat ia masih berada di Jepang. Ketika
itu, salah seorang temannya meminta tolong dicarikan tas. "Terus aku
carikan dan kirim fotonya ke dia, ternyata dia suka, rasanya seneng
banget,"ujar wanita berambut panjang ini.

Sejak itulah, namanya makin dikenal dari mulut ke mulut. Dini pun banyak
mendapat pesanan berburu tas bermerek di luar negeri. Ia mengaku, kliennya
banyak dari kalangan atas yang membutuhkan tas bermerk terkenal. "Namaku
sudah kemana-mana dari mulut ke mulut, dari media juga," ujarnya.

Lantaran dianggap menjanjikan, Dini kemudian meutuskan berhenti dari
pekerjaannya dan fokus menjadi personal shopper.

Selama menekuni jasa ini, ia pernah melayani orderan tas mulai dari nilai
Rp 5 juta hingga Rp 800 juta per buah. Pelanggannya biasanya menyebutkan
secara spesifik barang yang mereka inginkan mulai dari merek, warna, hingga
tahun pembuatan.

Tapi tak jarang Dini juga memilihkan sendiri. "Asal sudah tahu budget dan
mempertimbangkan kepribadian klien, saya bisa bantu pilihkan," ujarnya.
Sebagai personal shopper, Dini tidak akan belanja bila tidak ada order.
Semuanya aktivitas jual beli sesuai pesanan. Makanya, ia tidak pernah
mengumpulkan stok untuk para pelanggannya.

Namun demikian, memenuhi pesanan pelanggan ini juga bukan perkara mudah.
Pernah ia baru bisa memenuhi pesanan dalam waktu dua tahun. Ketika itu ada
kliennya memesan tas Hermes tipe Himalayan buatan tahun 1997. "Itu dua
tahun. Pas dapat rasanya mau pingsan," ujar Dini tertawa.

Mayoritas tas pesanan pelanggan biasanya didapat di balai lelang Christie
di London, Inggris. Dengan nilai tas mencapai puluhan hingga ratusan juta
rupiah, tak heran pelanggannya berasal dari kalangan atas dan para
sosialita.

Pada dasarnya, ia terbuka untuk dimintai belanja berbagai produk, namun
hingga kini ia menjadi sangat dikenal untuk berbelanja tas-tas bermerk.

Dini tidak membanderol harga tertentu atas jasanya itu. Barang yang
dibelinya biasanya spesifik dan usaha yang dikerahkan untuk mendapatkannya
berbeda-beda. Maka nilainya baru ditentukan setelah Dini mendapatkan
barang tersebut.

Namun, dalam sebulan ia bisa menerima paling banyak 15 pelanggan dengan
pendapatan hingga Rp 100 juta. "Tapi setiap Rp 1 pun itu kesenangan untuk
saya karena ini memang passion saya," tambahnya.

Untuk lebih serius memenuki bisnis ini, Dini bahkan mendirikan perusahaan
bernama PT Republik Kupu Adigaya pada 2012. Perusahaan ini bergerak di
personal shopper yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Guna melebarkan pasar di segmen menengah, ia membuat konsep the style
keeper, yakni penyewaan tas bermerk. Untuk menjadi anggota style keeper
dikenakan biaya keanggotaan tahunan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.