Yuk, Ke Pasar Kayoon Berburu Batu Mulia

BILA Anda sedang berkunjung ke Kota Surabaya, Jawa Timur, tidak ada
salahnya menyempatkan diri berburu aneka perhiasan batu mulia. Pusat
penjualan batu mulia di Kota Pahlawan bisa Anda temukan di Pasar Kayoon.

Di pasar ini, Anda bisa menjumpai aneka batu mulia, seperti zamrud, rubi,
merah birma, akik, dan safir. Pasar ini berada di tengah Kota Surabaya,
tidak jauh dari gedung Balaikota Surabaya. Butuh waktu tempuh sekitar 1,5
jam dari Bandar Udara Juanda untuk sampai ke lokasi tersebut.

Patokannya, di sisi kiri Jalan Kayoon ada gerbang selamat datang yang
bertuliskan "Pusat Batu Permata Pasar Kayoon". Nah, sederet dengan gerbang
selamat datang itu ada juga pusat penjualan tanaman hias, bunga, dan
akuarium.

Khusus lokasi pusat penjualan batu mulia, posisinya dari pinggir Jalan
Kayoon agak masuk sedikit ke dalam. Berdiri sejak tahun 1990-an, pusat
penjualan batu mulia ini diramaikan sekitar 75 pedagang.

Pasar ini cukup nyaman buat berbelanja karena udaranya cukup sejuk.
Soalnya, tempat ini dipenuhi dengan pohon-pohon tinggi sehingga cukup
rindang. Selain itu, di belakang pertokoan juga ada aliran sungai yang
cukup besar.

Bagi Anda yang berkunjung dengan membawa kendaraan pribadi, baik motor
ataupun mobil, Anda bisa parkir di depan pasar. Tidak perlu takut
kehilangan kendaraan karena banyak tukang parkir yang berjaga.

Tidak sama dengan lokasi batu permata lainnya, rata-rata para pedagang di
sini baru membuka tokonya pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
"Tokonya, sih, memang cuma 30, tapi yang jual sampai 75 orang," kata
Syamsul Huda, seorang pedagang batu mulia di Pasar Kayoon, kepada KONTAN.

Kendati ukuran rata-rata kios batu permata ini tidak besar, tapi koleksi
batu permata yang mereka jual cukup lengkap. Anda bisa menemukan hampir
semua jenis batu mulia dan batu perhiasan lainnya. Harga yang ditawarkan
para pedagang berbeda-beda.Syamsul Huda sendiri mematok harga jual batu
mulia mulai dari Rp 200.000 sampai jutaan rupiah.

Kendati harga jualnya terbilang mahal, namun Syamsul mengaku omzetnya
hanya mencapai Rp 5 juta per bulan. Hanya memang, terkadang, bila sedang
ramai omzetnya bisa lebih besar dari itu. "Soal omzet ini tidak menentu
juga karena yang mencari barang beginian tidak setiap hari," jelasnya.

Menurut Syamsul, penjualan batu mulia di pasar ini sudah berlangsung
turun-temurun. Syamsul sendiri mengaku meneruskan usaha orangtuanya.
Muhajid, pemilik salah satu toko batu mulia, juga mengaku mewarisi usaha
dari orangtuanya. Sama halnya Syamsul, koleksi batu perhiasannya pun
terbilang lengkap.

Mujahid mematok harga jual mulai Rp 150.000 sampai Rp 10 juta. "Omzet saya
tidak mencapai puluhan juta," katanya. Saat KONTAN mengunjungi sentra ini,
terlihat kebanyakan pengunjungnya pria. Perhiasan batu ini memang banyak
digemari kaum adam karena tampilannya yang maskulin. Banyak dari mereka
asyik memilih-milih batu mulia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.