Turis Asing Pun Ikut Singgah Membeli Batu Mulia.

Sentra batu mulia di Pasar Kayoon, Surabaya sudah lumayan kesohor. Tempat
ini kerap dikunjungi para penggemar batu mulia dari Surabaya dan
sekitarnya, seperti Sidoarjo, Mojokerto, Malang dan lainnya.

Selain warga lokal, belakangan wisatawan asing juga kerap mengunjungi
tempat ini. Mereka antara lain dari Belanda, Cina, dan Malaysia. "Mereka
sengaja mampir untuk berburu batu mulia," kata Mujahid, salah seorang
pedagang batu mulia.

Menurut Mujahid, kebanyakan wisatawan asing ini berburu batu jenis safir,
merah birma dan lainnya. Tidak jarang, wisatawan asing itu membeli dalam
jumlah banyak untuk dijual lagi di negaranya.

Koleksi batu yang dijual di tempat ini memang tergolong lengkap. Selain
dari dalam negeri, pedagang juga kerap mendatangkan pasokan batu dari luar
negeri. Antara lain dari Arab, Thailand, Jepang Serbia dan lainnya. Mereka
mengaku sudah memiliki suplier tetap dari negara-negara itu yang rutin
memasok batu.

Untuk menambah koleksi batunya, para pedagang juga kerap membeli batu milik
pengunjung. Menurut Mujahid, tidak semua pengunjung yang datang berniat
berburu batu. Tapi ada juga sebagian dari mereka yang ingin menjual koleksi
batu miliknya.

Lantaran pasokan batunya didapat dari berbagai sumber, koleksi batu yang
dijual di tempat ini sangat lengkap. "Batu jenis apapun yang dicari
pelanggan pasti ada disini, tinggal sebutkan saja," kata Syamsul Huda,
pedagang lainnya.

Lantaran koleksinya yang lengkap, tempat ini kerap didatangi banyak pembeli
yang ingin berburu batu. Untuk jenis batu yang berharga mahal, terkadang
pedagang tidak memajangnya di etalase. Tapi begitu ada calon pembeli yang
menanyakan, mereka langsung mengeluarkannya.

Selain melayani penjualan, pedagang juga menyediakan jasa untuk menguji
keaslian batu. Selain itu ada juga pembersihan batu. Tarif jasa pengujian
dan perawatan ini disesuaikan dengan jenis batunya. Menurut Muhajid,
pelanggan harus mengeluarkan beberapa ratus ribu untuk jasa tersebut.

Menurut Syamsul, untuk mengetahui asli tidaknya sebuah batu sebenarnya
sudah bisa dilihat secara kasat mata. "Kami bisa membedakan yang asli dan
yang palsu dari bentuk, warnanya, dan saat disentuh batunya sudah pasti
kelihatan," jelasnya.

Syamsul sendiri mengaku tidak menarik bayaran jasa untuk pengujian keaslian
batu. Namun untuk jasa perawatan baru dipungut bayaran. Kendati sudah
terkenal, penjualan batu mulia di tempat ini juga mengenal masa-masa sepi.

Biasanya, penjualan sepi ketika memasuki tahun ajaran baru. Soalnya saat
itu banyak orang tua membutuhkan uang buat sekolah anaknya. Selain itu,
musim kampanye politik juga membuat pasar ini sepi pengunjung. Soalnya,
selama kampanye banyak jalan diblokir.

Bila sedang ada kampanye, pedagang kadang menutup tokonya lebih awal.
"Daripada tidak ada pembeli lebih baik tutup," katanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.