Cuan Ciamik Dari Kreasi Proposal Unik.

JAKARTA. Proposal menjadi salah satu kebutuhan bagi kalangan pebisnis.
Lewat proposal yang menampilkan data lengkap dan menarik, tidak mustahil
pebisnis bisa memenangkan tender proyek atau event tertentu. Tidak melulu
bisnis, kegiatan-kegiatan pencarian dana sosial pun sering tidak luput dari
kebutuhan proposal yang kreatif dan menarik, sehingga bisa mengetuk hati
orang yang dituju.

Di sinilah peran jasa pembuat proposal sering dibutuhkan. Mungkin terdengar
aneh. Lantaran, pekerjaan membuat proposal seharusnya merupakan hal yang
bisa dilakukan dengan mudah oleh orang atau lembaga yang bersangkutan.
Tetapi, nyatanya, jasa spesialis perancang proposal kerap dicari.

Ambar Maulana Firman, seorang penyedia jasa pembuatan proposal, menuturkan
ada banyak tujuan proposal, mulai dari mencari sponsor, memasarkan produk,
hingga presentasi kerja. Ia bilang, proposal merupakan sarana menyampaikan
pesan yang diinginkan.

Sudah sejak 2008, di bawah bendera Creathink Proposal, Ambar bersama
rekan-rekannya menjual jasa membuat proposal. Ia juga melayani jasa bidang
multimedia, seperti pembuatan foto, videografi dan editing video.

Awalnya, ia menggarap proposal, karena iseng memanfaatkan keahliannya
mendesain. Asal tahu saja, meski ia lulusan Ilmu Fisika dari Universitas
Padjadjaran, namun sejak remaja, ia gemar mendesain dan dunia multimedia.
"Ternyata banyak pesanan yang masuk. Jadi, kami teruskan sampai sekarang,"
tutur pria kelahiran 25 tahun silam ini.

Menurutnya, bisnis ini bisa tetap hidup, karena bentuk dan konsep proposal
yang dihasilkan berbeda dibanding proposal biasa yang terkesan monoton.
Ada dua jenis output proposal yang dibuatnya. Pertama, file softcopy berupa
Ms. Powerpoint dan Ms. Word.

Kedua, bentuk hardcopy yang pengaplikasiannya tak terbatas, seperti
berbentuk makalah, miniatur sebuah barang, dan buku hardcover. "Kebanyakan
pesanan yang masuk, minta proposal bentuk hardcopy," bebernya. Misalnya, ia
pernah diminta menggarap proposal unik dari bahan kayu dan kaca akrilik.

Senada, pembuat proposal yang berlokasi di Jakarta, Anton Yogisvara bilang,
banyak klien menyukasi proposal dalam bentuk hardcopy. "Mereka maunya
sesuatu yang berbeda," ujar Anton. "Proposal teraneh yang pernah saya
kerjakan, yaitu berbentuk cupcakes dan miniatur tenda," ujar lulusan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini lagi.

Proposal cupcakes ia buat dari bahan kertas jasmin utuh, yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga menyerupai cupcakes berskala 1:2. Sebelum
dibentuk cupcakes, kertas jasmin sudah berisi data-data yang handal
disampaikan klien.

Kata dia, pesanan tersebut datang dari sebuah pebisnis cupcakes yang ingin
memasarkan produknya ke sekolah-sekolah.

Pria yang akrab disapa Tony ini mengaku, belajar membuat aneka bentuk
proposal secara otodidak. Menurutnya, sebagai pembuat proposal, ia harus
menyulap data-data yang diberikan klien menjadi suatu bahan presentasi yang
menarik untuk disimak audience yang disasar oleh pebisnis tersebut.

Verifikasi data

Pemain lainnya di Surabaya, Imam Mabrur menuturkan, pembuat proposal
bertugas mengeksplor data-data yang diberikan klien menjadi suatu
presentasi yang menarik untuk disimak.

Ia kerap mendapat order proposal pengajuan sebuah event yang ditujukan
untuk menarik sponsor. Nah, katanya, proposal yang dibuat harus bisa
menaikkan nilai tawar dari proposal itu, sehingga tujuan mendapatkan
sponsor bisa tercapai.

Lama penggarapan sebuah proposal bervariasi. Ambar mengaku, bisa
merampungkan satu proposal dalam waktu sehari. Sedangkan Tony, setidaknya
butuh waktu seminggu untuk membuat satu proposal.

Sementara, Imam bilang, jika target proposal tersebut adalah investasi dari
sponsor dengan nilai di bawah Rp 100 juta, hanya memakan waktu sekitar
sehari. "Tapi, proposal untuk bisnis yang bernilai di atas Rp 100 juta,
waktunya bisa lebih lama," ungkapnya.

Bahkan, ia pernah mengerjakan proposal dalam waktu sebulan untuk bisnis
pertambangan. Hal ini lantaran perlu waktu untuk turun langsung ke lapangan
memverifikasi data yang diberikan klien. "Isi proposal kan nanti
dipresentasikan, jadi saya tidak mau ada data yang salah, sehingga kadang
butuh waktu lama sampai proposal beres," tutur pria kelahiran 33 tahun ini.

Ambar mengamininya. Ia bilang, selalu meriset data yang diserahkan klien
sebelum memulai pengerjaan proposal. Intinya, data yang diberikan oleh
pelanggan tidak akan dimasukkan begitu saja sampai semuanya benar-benar
dikonfirmasi oleh si pelanggan.

Makanya, untuk proposal yang akan diserahkan kepada sponsor, Ambar sering
kali merevisi hasil proposal dua hingga tiga kali, sebelum hasil final
diserahkan ke pelanggan.

Lantaran pengerjaan tak mudah dan butuh kreativitas, maka tarif pengerjaan
proposal cukup menggiurkan. Imam mematok tarif beragam, mulai Rp 1 juta
untuk softcopy hingga Rp 10 juta untuk satu proposal berbentuk hardcopy.

Sementara, Ambar mematok tarif mulai dari Rp 60.000 untuk proposal buku
softcover, hingga Rp 250.000 untuk proposal dengan desain top up (bentuk
maket yang bisa dibuka- tutup). "Sebetulnya harga termahal sampai tak
terhingga, tergantung tingkat kesulitan desain," ucapnya.

Adapun, Tony mematok tarif proposal buatannya mulai dari Rp 500.000 hingga
Rp 2 juta. Besaran tarif tergantung dari seberapa sulit desain yang
diinginkan oleh pelanggan.

Kata Tony, khusus proposal softcopy berupa Ms. Powerpoint, ia lebih
menekankan pada desain yang menarik. Proposal softcopy hanya bisa dinikmati
secara visual. Jadi, andalan proposal tipe ini berupa desain dua dimensi
yang sedap dipandang mata.

Pengerjaannya menggunakan beberapa software umum seperti coreldraw dan
adobe photoshop. Gambar inilah yang nantinya dimasukkan ke dalam slide Ms.
Powerpoint. Tentunya desain yang di buat harus sesuai tema yang dipesan
oleh klien.

Sejatinya, jasa ini merupakan turunan dari industri desain multimedia.
Pelaku harus lihai menggunakan beberapa software desain grafis untuk
pengerjaan proposal softcopy. Keahlian desain grafis juga digunakan saat
membuat proposal hardcopy sebagai rancangan bangunan awal.

Menurut Ambar, referensi atau ide kreatif desain proposal bisa datang dari
mana saja. Misalnya dari hasil agensi periklanan atau ide dari pelanggan.
Kemudian, tugas si pembuat proposal untuk mengaplikasikan ide tersebut ke
dalam sebuah proposal yang logis.

Ketiga penyedia jasa proposal ini optimistis peluang bisnis pembuatan
proposal sangat terbuka. Potensi tersebar datang dari pelaku UKM yang ingin
memasarkan produk atau jasanya, namun terkendala terbatasnya dana. "Tidak
semua bisa menerjemahkan keinginan melalui proposal, masih banyak yang
butuh bantuan," kata Imam.

Tony mengaku pernah menggarap proposal untuk sejumlah perusahaan, seperti
PT Surabaya AviationFlyer Education dan PT Elang Mas Sejati. "Kami senang,
kalau mereka bisa memenangkan tender berkat proposal yang kami buat,"
ujarnya.

Adapun, Ambar, banyak mendapat pesanan proposal dari berbagai event
organizer dan production house.

Dalam sebulan, Ambar dan Tony masing-masing bisa mencetak omzet Rp 10 juta.
Sementara, omzet Imam mencapai Rp 30 juta sebulan. Mereka mengklaim,
keuntungan dari bisnis ini mencapai 40% - 50%.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.