Beli Bahan Sekaligus Jahit Baju Di Satu Lokasi.

SEJAK tahun 2000, di Pasar PSPT Tebet (Pasar Tebet), Jakarta Selatan, mulai
buka beberapa kios penjahit. Seiring berjalannya waktu, kini tempat
tersebut sudah menjelma sebagai sentra penjahit. Di sini berkumpul sekitar
20 kios penjahit yang berada di lantai satu. Kualitas jahitan yang rapi dan
harga jasa menjahit yang terjangkau menjadi daya tarik sentra jahit di
pasar ini.

Sentra jahit di pasar PSPT, Tebet ini menawarkan jasa menjahit berbagai
busana sesuai pesanan pelanggan. Saat KONTAN mendatangi sentra ini pada
Kamis (26/2), di sentra ini banyak tergantung banyak baju muslim, daster,
kebaya, gaun pengantin dan jas.

Ketika sentra ini mulai terbentuk pada tahun 2000-an, di pasar yang di
kelola PD Pasar Jaya ini baru berdiri dua penjahit yang mangkal di dalam
kios. Menurut Nurlina, pemilik Lina Modiste, saat ia membuka kios di pasar
ini pada 12 tahun silam, jumlah penjahit baru ada empat orang. "Nah sekitar
tahun 2007-an, banyak pedagang baru berdatangan," tutur Nurlina.

Umumnya, para penjahit di sentra ini menempati kios seluas 4x5 meter
persegi (m²). Meski cukup besar, namun deru suara mesin jahit terdengar di
setiap lorong. Di lorong-lorong lantai pasar ini pun berserakan
potongan-potongan kain sisa menjahit.

Para penjahit tak sekadar menerima pesanan menjahit, tetapi juga
menyediakan berbagai jenis bahan tekstil. Di kios-kios ini, para penjahit
melayani pembuatan berbagai busana dengan model apa pun seperti yang
diinginkan oleh pelanggan. "Bahkan, beberapa juga mulai menjual bahan
pakaian, jas, dan bahan jins," ujar Nurlina.

Dalam satu minggu, biasanya Nurlina menyelesaikan delapan hingga sepuluh
pesanan. Harga jasa jahit per busana di banderol mulai dari Rp 150.000
hingga Rp 250.000. Lina mengaku dalam sebulan ia bisa meraup omzet sekitar
Rp 15 juta hingga Rp 20 juta.

Jayadi, pemilik Unyang Busana mengatakan, ia baru menempati kios di sentra
ini sekitar tiga tahun silam. Kata Jayadi, pelanggan di sentra jahit ini
terbilang ramai. "Bayar kiosnya juga tidak terlalu mahal," kata Jayadi.

Meski baru tiga tahun, Jayadi bukan tergolong sebagai penjahit baru.
Sebelumnya, Jayadi membuka kios di rumahnya sendiri. "Saya pindah karena
ada teman saya juga yang menjahit di pasar ini, karna untungnya juga
besar," terangnya. Dalam waktu tiga tahun ini, Jayadi sudah memiliki
beberapa pelanggan tetap seperti butik-butik rumahan yang rutin memesan
bahan sekaligus minta dijahitkan oleh Jayadi. Itulah sebabnya, dia yakin,
usaha jahitnya bakal bagus ke depan.

Para pelanggan penjahit di Pasar Tebet ini tak hanya berasal dari di
Jakarta. Meski terletak di bagian selatan Jakarta, pelanggan sentra ini
juga datang dari daerah Bekasi, Depok, hingga Bogor. "Umumnya pelanggan
yang datang adalah yang telah mengetahui kelebihan sentra jahit di sini,"
terang Jayadi.

Dengan dibantu oleh dua orang penjahit, Jay mampu menyelesaikan hingga 15
jahitan dalam seminggu. Jayadi membanderol harga jasa jahitnya mulai dari
Rp 150.000 hingga Rp 250.000 per busana. Artinya, Jay bisa meraup omzet
sekitar Rp 15 juta hingga Rp 25 juta dalam sebulan.
Para penjahit disini menjanjikan jahitan selesai dalam tiga sampai satu
minggu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.