Bimbel Online

Seiring dengan kemajuan zaman, kebutuhan akan pendidikan kian meningkat.
Sebagian orang pun melihat hal ini sebagai peluang usaha nan menggiurkan.
Apalagi saat ini, standar kelulusan siswa semakin bertambah.Salah satu
peluang yang masih potensial digarap adalah bisnis bimbingan belajar
(bimbel). Yang berkembang tak hanya bimbel yang mengharuskan si guru dan
murid langsung bertatap muka, tetapi juga bimbel yangonline.Salah satu
orang yang menggeluti usaha ini ialah Sabda PS,FounderZenius Education.
Pria berusia 35 tahun ini sangatconcernterhadap dunia pendidikan sejak
kuliah di Teknik Informatika ITB. Bersama Medy Suharta, Sabda mendirikan
Zenius Education pada 2004.Saat itu bimbel Zenius masih berjalan secara
konvensional. Baru pada 2008, Sabda mendirikan bimbel online Zenius Net.
Respon masyarakat cukup bagus. Makanya, hingga tahun lalu, situs
www.zenius.net punya lebih dari empat jutavisitor. Targetnya, tahun ini,
pengunjung situs ini bertambah 2,5 kali lipat.Mereka yang ingin bergabung
di bimbel online Zeneus Net, bisa mendaftar secara gratis. Namun, konten
yang bisa dipelajari terbatas. Jika ingin menjadi anggota premium, pengguna
harus mendapatkan voucher yang bisa dibeli di Indomart.Sabda bilang,
voucher dibanderol seharga Rp 150.000 untuk paket sebulan, Rp 200.000 per
tiga bulan, dan Rp 400.000 setahun. Saat ini, Zenius Net punya lebih dari
170.000 pengguna reguler di seluruh Indonesia. "Dari harga ini, saya mau
siswa tidak belajar karena mepet, tapi dalam setahun bisadapat paket lebih
murah dan semakin mempelajari konten, siswa semakin untung," tutur
dia.Selain Zenius Net, Sabda juga menawarkan Xpedia, paket bimbel yang
lebih lengkap. Selain mendapat voucher bimbel online setahun, ada kaos dan
DVD pembelajaran. Harganya berkisar Rp 800.000–Rp 1 juta per paket dan bisa
digunakan mulai siswa SD sampai SMA.Sabda menekankan bahwa Zenius merupakan
terobosan baru dalam dunia pendidikan Indonesia. Pasalnya, bimbel ini tak
sekadar mengejar prestasi akademik di sekolah. "Kami punya misi memberi
pencerahan sehingga siswa bisa berlatih terus-menerus agar apa yang
dipelajarinya berguna di kehidupannya baik kini maupun nanti,"
tandasnya.Perkuat kontenCara belajar di Zenius pun berbeda dengan bimbel
lain. "Kurikulum yang kami tawarkan sama, tapi caramengajarnya berbeda,
karena kami tak sekadar mengajar tapi mencerahkan, sekaligus menyenangkan
karena 20% metode belajarnya lewat permainan," jelas Sabda. Zenius juga
punya paketfranchiseuntuk orang-orang yang tertarik dengan konsepnya dan
mau meneruskan di daerahnya. Sabda menyebutnya sebagaireseller,
distributor, atau Zenius Center.Reselleratau distributor memasarkan produk
Zenius di berbagai daerah. Paket yang ditawarkan mulai Rp 5 juta.Sementara
itu, Zenius Center ditawarkan untuk orang yang mau membuka bimbel fisik,
akan tetapi pengajarannya berlangsung secaraonline. Dalam artian, siswa
tidak diajar oleh guru atau mentor di kelas layaknya bimbel konvensional,
namun siswa belajar melalui konten Zenius seperti video yang berisi tentang
materi pelajaran atau soal sekolah.Ini membuat biaya operasional bimbel
jadi lebih murah. Pasalnya, pemilik Zenius Center tidak perlu merekrut
banyak guru. Selain itu, semua konten dan sistem pengajaran sudah di
sediakan pusat. Jikamau buka Zenius Center, biaya yang diperlukan sekitar
Rp 200 juta.Saat ini, Zenius punya 70 karyawan, dengan 30 guru di
antaranya. Sabda bilang, banyak lulusan Zenius juga yang akhirnya menjadi
guru di bimbel ini.Dari usaha ini, Zenius bisa membukukan pemasukan Rp 6
miliar dalam setahun. Sabda bilang, omzet itu kemudian diinvestasikan lagi
untukinovasi Zenius. Misalnya memproduksi video pembelajaran. Zenius kini
punya sekitar 36.000 video yang berisi puluhan ribu soal.Pemain lain dalam
usaha ini ialah Andri Setiawan. Iamendirikan bimbelonlinePrima Siswa pada
2010. Andri menuturkan, bimbelonlinepunya potensi yang sangat bagus untuk
dikembangkan. Pasalnya kondisi jaman sangat mendukung, seperti era
paperless, akses internet yang makin mudah, serta hampir semua kalangan
melek teknologi atau setidaknya punya gadget. "Alasan itu yang membuatsaya
melihat bimbel online sebagai bisnis yang menjanjikan," ujar dia.Bersama
empat orang teman kantornya, ia mengeluarkan modal sekitar Rp 100 juta
untuk merintis Prima Siswa. Modal itu digunakan untuk membeli konten berupa
kurikulum pendidikan senilai Rp 70 juta, dan untuk mengurus website sebesar
Rp 20 juta. Sisanya digunakan untuk merekrut lima orang guru dan lima orang
karyawan administrasi danmarketing.Untuk terdaftar jadi member Prima Siswa,
pengguna harus membayar biaya Rp 100.000 untuk mendapat paket belajar
selama setahun. Pengguna juga bisa membeli paket per minggu sebesar Rp
10.000 atau per bulan Rp 50.000.Prima Siswa kini memiliki 4.200 member.
Mayoritas berada di Jawa. Maklumlah, banyak daerah di luar Jawa yang
terbatas akses internetnya.Pada tahun pertama usahanya, Andri berhasil
mengantongi omzet Rp 150 juta. Adapun laba bersihnya sekitar Rp 50 juta.
Untuk itu, ia bilang usaha ini bisa balik modal dalam jangka dua
tahun.Namun, sekarang Andri memasarkan paket belajar di Prima Siswa secara
gratis. "Ini bentukcorporate social responsibilitykami sekaligus tes pasar
untuk ekspansi usaha selanjutnya," ujarnya.Rencananya, jika sudah mencapai
10.000member, ia akan kembali memungut biaya untuk pengguna yang tertarik
mengakses bimbelonline. Dalam jangka panjang, ia berharap Prima Siswa
mendapat pemasukan dari iklan, bukan dari biaya pendaftaranmember.Apabila
tertarik menjajal usaha ini, hal yang ditekankan Sabda dan Andri ialah
tidak semata-mata menjadikan bimbel online sebagai bisnis. Sabda
mengatakan, banyak bimbelonlineyang matikarena tidak disertai inovasi dalam
pendidikan. "Kalaupun ada bimbelonlineyang bertahan, kebanyakan karena
kontennya ditawarkan secara gratis. Tapi kami tidak mau seperti itu,"
tegasnya.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika inginmenggeluti
usaha bimbelonline. Yang pertama, memperkuat konten. Buatlah konten
semenarik mungkin karena pada dasarnya siswa tidak suka belajar. Namun,
bimbel online harus menghadirkan cara agar belajar jadi menyenangkan.Lalu,
perhatikan agenda informasi teknologi. Janganlupa, urusan ini menyedot
investasi terbesar dalam bimbelonline.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.