Jadi Pengusaha Sukses Dari Batik Aromaterapi.

Ide bisnis bisa datang dari mana saja. Berawal dari tugas kuliah membuat
Studi Kelayakan Bisnis (SKB) di kampus tempat dia menuntun ilmu, Warisatul
Hasanah berhasil menjadi pengusaha muda yang sukses dari berbisnis batik.

Tapi kain batik produksinya tidak seperti yang ada pada umumnya. Warisatul
melakukan inovasi dengan mengembangkan batik aromaterapi. Dia mengklaim,
batik aromaterapi bisa membuat pemakainya lebih rileks karena mengeluarkan
aroma rempah dan bunga-bungaan.

Wanita berusia 25 tahun ini memilih corak batik Madura dengan mengusung
merek usaha Al Warits Aromatherapy untuk bisnisnya ini. Ia menggandeng para
perajin batik di Kampung Tanjungbumi, Madura.

Awal menjalankan usaha di 2009, Warisatul memproduksi batik sebanyak 30
potong batik aromaterapi dan 220 potong batik tulis biasa. Dari situ dia
meraih pendapatan Rp 6 juta yang digunakan kembali untuk pengembangan
usaha.

Berawal dari pemasaran ke beberapa rekanan, tetangga dan beberapa instansi
pemerintah di Madura dan Surabaya, kini di bawah bendera usaha PT Sinar
Utama Madura, Warisatul sudah berhasil memasarkan produknya hingga ke
berbagai negara di luar negeri. Sebut saja beberapa negara tujuan ekspor
batik aromaterapinya seperti Belanda, Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, dan
beberapa negara lainnya. Bahkan, kini dia telah memiliki empat outlet di
beberapa negara seperti di Malaysia dan Singapura untuk memasarkan batik
aromaterapi buatannya.

Di dalam negeri, dia memiliki dua outlet yang berlokasi di Madura dan
Surabaya. Sehingga, total outlet yang telah berdiri sebanyak enam outlet.
Harga jual batik aromaterapi berkisar Rp 300.000 hingga Rp 17 juta per
potong. Harga jual tergantung dari bahan baku untuk aromaterapi dan juga
tingkat kesulitan motif batik. Warisatul juga memproduksi batik tulis biasa
dan batik cap yang juga memiliki motif khas Madura.

Batik cap dibanderol dengan harga Rp 60.000–Rp 100.000 per potong,
sedangkan batik tulis biasa dijual dengan harga Rp 95.000–Rp 5 juta.
"Produksi jenis batik menyesuaikan dengan permintaan pasar. Tapi yang jelas
kami tetap lebih fokus pada batik aromaterapi," kata Warisatul.

Kini kapasitas produksinya mencapai 100 potong batik Madura aromaterapi
setiap minggunya. Artinya, tiap bulan dia bisa memproduksi sekitar 400
potong batik aromaterapi. Ini di luar batik cap dan batik tulis biasa yang
jumlahnya lebih banyak dari produksi batik aromaterapi.

Dari penjualan batik di dalam negeri dan di luar negeri, Warisatul
mengatakan, omzet usahanya terus bertumbuh setiap tahun. Dalam dua bulan
pertama di 2014, ia mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 5,3 miliar.
"Perkembangan omzet terlihat cukup signifikan setelah kami membuka outlet
batik di Malaysia dan Singapura," kata dia.

Selain menjual batik lewat outlet, Warisatul juga kerap mengikuti
pameran-pameran kerajinan tangan di berbagai daerah. Dia juga menjajakan
produknya lewat internet.

Saat ini dalam memproduksi batik, dia dibantu oleh 25 pegawai dan 17 orang
perajin batik. Warisatul mengatakan akan terus mengembangkan batik
aromaterapi miliknya. Dia yakin usaha batik aromaterapi ini pertama di
dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

An Evening in Paris.(Film India Jadul).

Laba Dari Tas Kaum Hawa.